Selasa, 21 Januari 2014

Malam Pelampiasan

Hitam dan putih itu bertolak belakang. tapi tak pernah terpisahkan, sama seperti malam ini ramai dan sepi terjadi di satu tenpat. Dalam toko itu sepi, namun jalanan didepannya ramai, ramai oleh hilir mudik kendaraan dan hiruk pikuk anak-anak muda yang hendak menghabiskan malam ini. Sama seperti Jefri dan Niko yang memilih alun-alun kota sebagai pelampiasan omelan emaknya. Menghindar dari tugasnya berbelanja untuk keperluan jualan nasi emaknya esok pagi, mungkin ia kesal kenapa harus ia yanng belanja, padahal emaknya asyik nonton TV, sinetron kesukaannya. Ia sama sekali tak peduli dengan pr atau sebagainya. Setiap hari ia asyik menjajaki dan mencoba berbagai warung kopi di tanggul bengawan solo, sekitar pasar, alun-alun, dan wilayah ledok, seakan-akan malam itu penak dan lelahnya hilang sesaat, berganti dengan kesenangan melihat body gadis-gadis muda nan seksi, atau sekedar berjalan beriringan dengan teman yang mungkin senasip dengannya. hatinya mungkin riang melihat orang bingunng berbaur denngan orang marah, panik, kesepian, dan orang yang sibuk sendiri. Atau mungkin hanya duduk menikmati lampu taman, kembanng api, dan hilir mudik muda-mudi Bojonegoro.

*hasil Observasi Eksplorasi Produksi Teater Lentera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar